1 Tahun Terombang Ambing Karena Pandemi, KPC-DIY Melakukan Regenerasi Kepengurusan
Berita Baru, Yogyakarta – Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Cirebon, Daerah Istimewa Yogyakarta (KPC-DIY), menggelar Musyawarah Anggota (Musyang) yang diselenggarakan di Aula Lantai 3, Omah PMII, Yogyakarta, Senin (8/3/2021).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh 38 peserta yang merupakan anggota organisasi dan dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang sesuai dengan himbauan pemerintah setempat. Menurut Ayatullah Fazlur Rahman, Ketua Panitia Musyang KPC-DIY. Kegiatan tersebut seharusnya dilaksanakan pada bulan maret 2020 tahun lalu. Namun karena kondisi Pandemi, kegiatan tersebut diundur hingga satu tahun lamanya dan hanya dihadiri oleh sebagian anggota saja.
“Rencananya Musyang ini pada awalnya akan dilaksanakan pada maret tahun lalu. Namun dengan adanya Covid-19 ini, kami mengulur waktu acara dan hari ini kita laksanakan dengan khidmat, tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Hal itu tentunya berdampak pada kesediaan anggota yang hadir. Namun saya yakin semua anggota sepakat dengan keputusan forum karena memang organisasi kita berbasis kekeluargaan dan kedaerahan,” Ujarnya pada sambutan pembukaan di Omah PMII Yogyakarta, (8/3/2021).
Setelah pimpinan sidang mengetok palu sebanyak 3 kali, tanda dimulainya Musyang KPC-DIY, persidangan berjalan dengan alot terutama pada sidang Pleno yang berisikan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ), lantaran peserta sidang tidak puas dengan LPJ kepengurusan yang dinilai sangat rancu dari segi data. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari, sidang mengalami pending pada malam hari pertama karena tidak mendapatkan izin oleh keamanan setempat yang menerapkan jam malam selama Pandemi Covid-19.
Demisioner Ketua Umum, M. Reza Fanani Bah menyampaikan bahwa KPC-DIY sampai saat ini masih hidup, walaupun ada banyak kendala, itu menjadi hal yang wajar dalam tubuh organisasi, selorohnya.
“Harapan kami adalah organisasi ini tetap hidup. Saya merasa bahwa dalam kepengurusan kami, masih banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, dalam kepengurusan yang akan datang, kita perlu merumuskan inovasi-inovasi baru dalam rangka menjaga dan menghidupkan organisasi. Ini merupakan langkah awal. Walaupun ada sedikit kendala, wajar. Tetapi kendala kan bisa kita siasati,” jelasnya ketika diwawancarai tim Berita Baru Jogja, Yogyakarta (9/3/2021).
Mantan ketua yang menjabat selama 3 tahun tersebut berharap kegiatan ini dapat menghidupkan kembali Organisasi Primordial ini yang dinilainya telah mengalami kebuntuan. Selain itu, Reza juga berharap agar Pemerintah Daerah baik Kota maupun Kabupaten Cirebon, memberi sedikit perhatian dan apresiasi kepada putra-putri daerahnya. Pasalnya, beberapa tahun belakangan, Pemerintah Daerah dianggap tidak peduli dengan putra-putri daerahnya yang sedang studi di Yogyakarta.
Reza pun menambahkan, “Bukannya mengemis, sejauh manapun kita pergi kan, Cirebon adalah rumah untuk kembali dan mengabdi. 3 tahun mas, saya menjabat. Namun pemerintah tidak memberi sumbangsih apapun untuk putra-putri daerahnya yang sedang studi disini. Padahal, berulang kali kami mengadakan kegiatan di Cirebon dan juga audiensi dengan Pemerintah di sana, namun hanya sampai meja saja. Tidak ada follow up lagi dari sana,” tambahnya, sembari tertawa saat diwawancarai tim Berita Baru Jogja, di Omah PMII (9/3/2021).
Terhitung sejak dirinya dilantik pada April 2018 lalu, selama tiga tahun Reza menajdi ketua Umum akhirnya didemisionerkan, digantikan Ahmad Syauqi meneruskan estafet kepemimpinan KPC-DIY periode 2021-2022 yang mendapat 70 persen suara dari peserta sidang yang hadir melawan kotak kosong.