Melalui Pentas Seni dan Budaya “Peace & Harmony”, Wali Kota Jogja Ajak Masyarakat Jaga Kondusifitas Jelang Pemilu 2024
Berita Baru, Yogyakarta – Penjabat Wali Kota Jogja, Singgih Raharjo menghadiri pentas seni dan budaya bertajuk Peace & Harmony Jogja Asyik, Jogja Bermusik, untuk Indonesia Apik, pada Jumat (19/1).
Acara ini diinisiasi oleh Polda DIY bersama komunitas di sekitar Malioboro. Digelarnya acara ini bermaksud untuk menjaga kondusifitas dan kenyamanan Yogyakarta di tengah berlangsungnya pesta demokrasi.
Pentas seni yang di gelar Titik Nol Kilometer ini menampilkan penampilan musik dari Ndarboy Genk, Orkes Sinten Remen, Landung Simatupang dan Trie Utami.
Seluruh rangkaian acara terlihat sangat dinikmati oleh warga Yogya dan para turis baik lokal maupun mancanegara. Ditambah semakin meriah dengan para penonton membawa bendera merah putih berukuran kecil.
Singgih pun sangat meyambut baik acara tersebut lantaran pesta demokrasi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta calon legislatif yang tinggal menghitung hari.
“Kondisi yang damai diharapkan selalu terjaga meski berbeda pilihan, terumata di Kota Yogya,” ujarnya.
Pihaknya pun mengajak agar segenap masyarakat Kota Yogya turut menjaga kedamaian dan keharmonisan, khususnya pada momentum pemilu.
Hadir dalam acara ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Keduanya tampak hadir bersamaan menuju panggung utama sekitar pukul 19.10 WIB.
Dalam sambutanya Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyampaikan pesan perdamaian dalam menghadapi Pemilu 2024 mendatang. Walaupun berbeda pilihan, Ngarsa Dalem ingin masyarakat tetap dalam koridor saling menghormati, baik secara batiniah maupun lahiriah.
“Dengan demikian, semua tahapan Pemilu serentak 2024, ataupun juga Pilkada setelahnya tidak hanya menjadi arena kontestasi politik semata bagi pesertanya, namun juga pembelajaran politik, saling asah-asih dan asuh, untuk mendewasakan masyarakat dalam berdemokrasi,” lanjutnya.
Sultan ingin masyarakat dan pemerintah bisa mewujudkan pemilihan serentak yang berbudaya, dengan mengendalikan konflik sosial, agar terhindar dari intrik dan intimidasi, provokasi, pelecehan, ujaran kebencian, berita bohong, politik SARA dan politik uang, ataupun pencemaran nama baik.
“Kalau pola ini diikuti, niscaya gejolak sosial yang mewarnai proses Pemilu di Indonesia dapat diminimalisir,” ujarnya.
Sementara itu Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Nugroho Arianto mengatakan acara tersebut merupakan ikhtiar untuk tetap menjaga keamanan dan kenyamanan Yogyakarta di tengah berlangsungnya pesta demokrasi.
Ia menyebutkan Yogyakarta selalu punya cara menyikapi agar situasi tetap kondusif, ramah, dan damai.
“Melalui kegiatan ini kami menyuarakan pesan damai dan harmoni agar Pemilu 2024 berjalan kondusif,” jelasnya.