Berdiri Di Yogyakarta 59 Tahun, KPC-DIY Gelar Simposium Kritisi Pendidikan Gen Z Di Era 5.0
Berita Baru, Yogyakarta– Peduli Kualitas Pendidikan di Kabupaten Cirebon, Organisasi Mahasiswa Daerah KPC-DIY Menggelar Simposium Pendidikan di Pendopo Bupati Cirebon, yang bertemakan: “Urgensi Pendidikan Gen-Z di Era Society 5.0 Demi Menuju Indonesia Emas 2045”. Pada hari Senin, 29 Januari 2024 (29/01/24).
Simposium Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Cirebon – Daerah Istimewa Yogyakarta (KPC-DIY) merupakan kegiatan terakhir dari beberapa rangkaian Harlah KPC-DIY ke-59 yang telah dilaksanakan, dengan mengusung tema besar “KPC DIY Dado5 9riyane Mahasiswa Cirebon” memiliki makna representasi dari perjalanan 59 tahun KPC-DIY sebagai organisasi primordial kedaerahan yang menjungjung tinggi asas kebersamaan, dan kekeluargaan, sehingga menjadikan KPC-DIY sebagai griya dalam bahasa Cirebon, yang berarti rumah.
Selain sebagai rumah dan keluarga, KPC-DIY juga hadir memberikan ruang diskusi untuk mengasah nalar kritis pelajar dan mahasiswa, serta memberikan ruang informasi bagi siswa-siswi yang memiliki tujuan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berbicara soal pendidikan, Indonesia memiliki hajat besar sebagai negara maju, tentu akan dihadapkan dengan tantangan yang besar pula, termasuk dalam hal keilmuan, dan pergeseran pola-pola pendidikan yang terus diperbaharui menyesuaikan tantangan zaman.
Perjalanan Indonesia dalam mempersiapkan bonus demografi dan Indonesia Emas 2045, direspon oleh KPC-DIY dengan menggelar Simposium, mengusung tema besar tentang pendidikan, sebagai manifestasi peran mahasiswa sebagai Agent of Social Control, khususnya dalam bidang pendidikan, dimana para pelajar diberikan wawasan mengenai bagaimana keberlangsungan pendidikan di era modern yang tantangannya adalah praktik teknologi dan inovasi pendidikan, khususnya di Kabupaten dan Kota Cirebon.
Ahmad Farid Fadhlurrahman, ketua panitia Simpoium KPC-DIY dalam sambutannya berpendapat bahwa: “Generasi Zillenial, menghadapi tantangan unik dalam era digital dan globalisasi. Pendidikan pada generasi ini merupakan kunci untuk membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan seiring berkembangnya teknologi dan zaman yang semakin canggih”. Pungkas Farid.
Selaras dengan itu, Muhammad Mashuri Latief (Ketua Umum KPC-DIY) dan Burhanudin Lazuardi (Perwakilan Dewan Pembina KPC-DIY) dalam sambutan keduanya meyakinkan bahwa Cirebon memiliki aset besar yaitu putra-putri daerah yang mempersiapkan diri melalui menempuh pendidikan tinggi di luar Cirebon, yang nantinya akan kembali dan membangun daerah, “..dan daripada itu saya kira juga bukan tidak mungkin kalau kemudian 5, 10 atau belasan tahun kedepan, kami mahasiswa Cirebon yang melanjutkan studi atau berdiaspora di Yogyakarta akan menjadi SDM-SDM unggul yang kemudian dapat ikut serta membangun daerah Kabupaten dan Kota Cirebon, itu harapan besar kami”. Ungkap Huri, sapaan akrabnya.
Burhanudin dalam sambutannya berharap kepada Pemerintah Kabupaten Cirebon agar organisasi mahasiswa daerah, mendapatkan perhatian secara khusus, sebagai bentuk keseriusan Pemda dalam mendukung putra-putri daerahnya. “Seringkali KPC itu mengadakan suatu bentuk kegiatan yang berkolaborasi dengan kesenian-kesenian nusantara sebagai hadirnya Cirebon di Yogyakarta hanya saja kemudian saya dengan hormat meminta Pemerintah Kabupaten Cirebon diperhartikan secara khusus teman-teman atau putra-putri daerah baik di Jogja, di Bandung, di Jakarta…”. Ungkap Burhanudin Lazuardi (Perwakilan Dewan Pembina KPC-DIY).
Kemudian acara Simposium ini direspon baik oleh Bupati Cirebon Drs. H. Imron Rosyadi, M.Ag. Serta berpesan: “Sahabat-sahabat ini orang-orang yang beruntung karena sekolah dan menjadi mahasiswa (sedangkan) rata-rata itu kita pendidikan (di Kabupaten Cirebon) itu SMP kelas 2 (VIII). Jadi saya berpesan itu jangan abaikan kesempatan saudara-saudara, sahabat-sahabat ini untuk belajar, apalagi sekarang pelajar yang sekolah atau kuliah di tempat daerah lain”. Ungkap Kang Imron, sapaan akrabnya.
Melalui kegiatan Simpoium ini, para peserta diberikan paradigma serta pengetahuan dari sisi yang berbeda terkait Urgensi Pendidikan oleh Narasumber yang terdiri dari Rektor Institut Studi Islam Fahmina Cirebon (Dr. K.H.Marzuki Wahid, MA) dan Guru Besar IAIN Syekh Nurjati (Prof. Dr. H. Sumanta Hasyim, M.Ag) dengan salah satu persoalan yang coba dikupas oleh moderator yaitu terkait penggunaan ArtificiaI Intelligence (AI) dalam praktik pendidikan yang kemudian menjadi topik diskusi antara narasumber dan peserta.
Harapan besar lahir dari KPC-DIY untuk para peserta yang merupakan siswa-siswi SMA/MA sederajat di Kabupaten dan Kota Cirebon agar dapat meningkatkan minat serta kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai hal yang fundamental demi terwujudnya cita-cita Indonesia Emas 2045.
Serta harapan secara khusus teruntuk Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota Cirebon agar dapat memperhatikan dan mendukung penuh keberadaan ormada-ormada (Organisasi Mahasiswa Daerah) oleh Pemerintah Daerah sebagai stakeholder yang memiliki wewenang sekaligus pemangku kebijakan, yang semoga memiliki keberpihakan terhadap masa depan pendidikan putra-putri Cirebon melalui kebijakan maupun program yang lahir.
Oleh: Nina Rojanah (Sektretaris KPC-DIY)