4 Hikmah dari Perjalanan Isra Mi’raj Rasulullah SAW untuk ‘Reminder’ Diri Sendiri
Berita Baru, Yogyakarta – Memasuki akhir bulan Rajab, Umat Islam akan memoeringati hari di mana Rasulullah SAW. menunaikkan Isra Mi’raj, tepatnya tanggal 27 Rajab yang tiba di tanggal 8 Februari 2024.
Isra Mi’raj sendiri mengandung sejumlah hikmah mendalam yang dapat dipetik dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dikutip dari NU Online, beikut 4 hikmah di balik perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. dari Masjidil Haram bertolak ke Masjidil Aqsa, dari Masjidil Aqsa menuju langit ke-7 yang dapat kita amalkan untuk diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
- Ajaran untuk bersikap tawadhu
Sebagaimana tersebut dalam ayat pertama surat Al-Isra’, yang mengisahkan peristiwa Isra’ Mi’raj, kata yang digunakan untuk menyebut Nabi Muhammad adalah ‘abdun yang berarti hamba.
Penyebutan kata ‘abdun dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa derajat kehambaan di sisi Allah memiliki nilai yang sangat tinggi. Asal mula penyebutan ‘abdun berawal ketika Nabi Muhammad saw diberikan pilihan oleh Allah melalui Malaikat Jibril, untuk memilih ingin menjadi nabi sekaligus raja atau menjadi nabi sekaligus hamba.
Kemudian Nabi lebih memilih menjadi hamba yang mengabdi kepada Allah. Ini menunjukkan bahwa status kehambaan merupakan derajat paling agung di sisi Allah.
- Menerima pendapat orang lain
Peristiwa Isra’ Mi’raj mengajarkan bahwa umat Islam wajib menerima pendapat, ajaran, dan masukan dari seseorang dengan tidak melihat dari tua-mudanya usia, tinggi rendah pangkat/jabatannya, atau tinggi rendahnya pendidikan formal.
Tetapi dengan catatan, pendapat atau masukan itu adalah kebenaran dan mengandung keteladanan. Saat peristiwa Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad menjadi imam shalat bagi nabi-nabi terdahulu. Ini bukti bahwa mereka tunduk dan mengikuti risalah Nabi Muhammad.
- Teguh memegang prinsip dan menyampaikan kebenaran
Hal itu yang diajarkan Nabi Muhammad sepulang Isra’ Mi’raj. Saat pagi setelah malam Isra’ Mi’raj, Nabi mengabarkan peristiwa yang baru dialaminya ke penduduk Makkah. Praktis, banyak orang yang tidak percaya dengan kabar yang dinilai tidak masuk akal itu. Hal ini menunjukkan bahwa kebenaran harus tetap disampaikan, meskipun banyak mendapat penolakan.
Meski begitu, Nabi tetap menyampaikan kabar peristiwa Isra’ Mi’raj yang dialaminya dengan terus terang sekalipun harus dibalas dengan cacian dan ejekan dari orang-orang musyrik. Nabi Muhammad pernah bersabda, “Katakanlah kebenaran walau pahit.”
- Makanlah makanan yang baik dan halal
Nabi Muhammad mengajarkan untuk mengonsumsi makanan yang baik lagi halal. Ketika Nabi Muhammad diberi pilihan antara air susu dan khamr saat Mi’raj, Nabi lebih memilih susu. Kemudian Malaikat Jibril berkata, “Engkau telah diberi hadiah kesucian.” Ini sebagai isyarat bahwa Islam adalah agama suci (fitrah).