Contoh Materi Khutbah Jumat Bertema Isra Mi’raj: Hikmah di Balik Peristiwa Isra Mi’raj
Berita Baru, Yogyakarta – Isra Mi’raj adalah hari bersejarah dalam kalender Islam yang diperingati setiap tanggal 27 Rajab. Di hari tersebut, umat Islam dianjurkan untuk menunaikkan banyak doa dan dzikir kepada Allah SWT.
Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa Isra Miraj Nabi SAW diperingati setiap 27 Rajab. Jika mengacu pada Kalender Hijriah/Islam Indonesia Tahun 2024 Kementerian Agama RI, Isra Miraj 27 Rajab 1445 H ini bertepatan dengan hari Kamis, 8 Februari 2024.
Berikut contoh materi Khutbah Jumat di hari Irsa Mi’raj
Judul Khutbah: Hikmah Dibalik Peristiwa Isra Mi’raj
Hadirin jama’ah sholat jum’ah yang dicintai Allah,
Bulan Rajab merupakan bulan yang mulia. Pada bulan tersebut, terdapat peristiwa luar biasa nan mengagumkan yang disebut isra’ wal miraj, yaitu perjalanan nabi SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha kemudian ke Sidratul Muntaha. Ada beberapa hikmah yang bisa kita petik dari kisah Isra’ dan Miraj Nabi Muhammad SAW tersebut. Pertama, Isra dan Miraj disebutkan dalam Al Qur’an, sebuah peristiwa yang pasti terjadi dan pasti benar, sama sekali tidak ada keraguan meskipun ini di luar jangkuan akal manusia.
Semua hal tak masuk akal ini terjadi semata-mata untuk menguji dan mengukur seberapa tebal keimanan seseorang, sebab manusia yang tersesat adalah manusia yang hanya mengukur suatu kebenaran hanya pada akal semata. Kita harus bisa menghindari pola pikir yang hanya mengandalkan akal dengan mengesampingkan kebesaran Allah yang lain. Jika pola pikir yang demikian dilestarikan, maka bukan tidak mungkin akan ada penolakan dengan ajaran agama yang tak cocok dengan akal pikiran, na’udzubillahi min dzalik. Padahal model pola pikir yang demikian ini merupakan cara pandang iblis.
Kedua, sebelum Nabi SAW menghadap Allah SWT dalam perjalanan Mi’raj dan sebelum mendapat perintah shalat lima waktu, dada Nabi SAW dibedah dan hatinya dibersihkan sebagaimana yang disebutkan oleh Habib Ali Al Habsyi dalam Simthut Durrar yang artinya sebagai berikut:
“Malaikat tidak menghilangkan kotoran dari hati Nabi, tetapi agar hati yang suci semakin menjadi suci”.
Ini pelajaran bagi kita juga sebagai umatnya yang penuh dosa bahwa kita juga harus bersihkan hati kita saat akan menghadap Allah SWT. Maksudnya, jika kita akan sholat hendaknya dimulai dengan hati yang suci dan khusyu’ tanpa memikirkan bab dunia sebagamana firman Allah SWT yaitu Iqamatusshalah yang maknanya melaksanakan sholat dengan melaksanakan syarat-rukun sholat yang dhahir serta syarat-rukun sholat yang bathin, yakni khusyu’.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Lantas bagaimana untuk menjalankan sholat dengan khusyu’?
Hatim Al Asham ditanya:
“Bagaimana engkau dapat khusyu’ dalam shalatmu?”
Maka ia menjawab:
“Aku berdiri membayangkan Ka’bah ada di depanku”
“Aku membayangkan Shirath berada di bawah telapak kakiku, surga berada di sisi kananku, neraka berada di sisi kiriku dan malaikat maut berada di belakangku.”
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Dengan keterangan di atas tadi, semoga kita semua bisa memahami bahwa sholat yang dimaksud di dalam Al Qur’an itu bukanlah sholat biasa, bukan hanya fi’lusshalah tapi harus Iqamatussahlah, yakni sholat yang harus benar-benar khusyu, hudlur serta hati yang suci.
Semoga kita semua juga keluarga kita bisa menjadi hamba Allah yang semakin baik, dimudahkan juga dilancarkan dalam mengerjakan segala perintah Allah SWT, dapat ridha Allah SWT dan masuk surga-Nya Allah. Amiin.