Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ketua DPP LPMI Abdillah Zain

Duga TNI Disusupi Paham Komunis, Ketua DPP LPMI Nyatakan Gatot Sengaja Cari Panggung



Berita Baru, Yogyakarta – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Laskar Pemuda Muslim Indonesia (DPP LPMI), Abdillah Zain menyoroti dugaan mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Purnawirawan (Jend. Purn.) Gatot Nurmantyo perihal militer Angkatan Darat (AD) tengah disusupi paham Komunis.

Abdillah menilai Gatot Nurmantyo sengaja mencari panggung dengan memanfaatkan isu PKI menjelang peringatan peristiwa Gerakan 30 September (G30S) PKI.

“Seperti biasa, setiap kali menjelang tanggal 30 September selalu ada yang manfaatkan momentum itu untuk tampil mencari perhatian publik,” kata Abdillah dalam keterangannya yang diterima Beritabaru.co, Rabu (29/09/2021).

Bahkan, Abdillah menyayangkan tudingan Gatot terhadap militer di mana ia dilatih menjadi ksatria bahkan menjadi orang nomer satu di organisasi tersebut.

“Tak menyangka saja, kok bisa seorang mantan panglima yang tahu betul bagaimana TNI dilatih bahkan disumpah untuk tunduk dan patuh terhadap negara malah dituding dirasuki paham komunis, artinya ia meragukan kometmen TNI yang pernah dimpimpinnya,” ungkap Abdillah.

Menurut Abdillah, pengkhinatan dan kekejaman PKI tidak mungkin hilang dari sejarah Indonesia namun kekhawatiran bangkitnya PKI kembali merupakan isu yang selalu dimainkan oleh orang-orang yang sengaja ingin membuat kegaduhan.

“Rakyat percaya ke TNI sebagai garda terdepan menjaga keutuhan NKRI malah difitnah seperti itu. Sudahi memainkan isu PKI hanya untuk kepentingan tertentu,” ucapnya.

Diketahui, dalam webinar yang digelar Minggu (26/09/2021), Gatot menyatakan bahwa penghilangan patung tokoh nasional G30S/PKI di Markas Komando Cadangan Strategis Tingkatan Darat (Kostrad) itu sebagai upaya penyusupan paham komunis di militer Indonesia.

Namun pernyataan itu langsung ditangkis oleh Panglima Kostrad (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Letjen) Dudung Abdurachman sebagai fitnah yang keji, karena dianggap tidak melakukan klarifikasi terlebih dahulu sebelum dilemparkan ke publik.

Ia menjelaskan bahwa patung-patung tersebut hilang dari Markas karena diminta kembali oleh pembuatnya, yakni Pangkostrad terdahulu, Letjen (Purn) Azym Yusri Nasution.

Lebih lanjut, Abdillah berharap masyarakat tidak gampang percaya dengan tudingan bahwa TNI telah dirasuki paham komunis.

“Masyarakat agar tetap tenang karena TNI sampai kapanpun akan tetap milik rakyat,” tutup Abdillah.