Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Gagal Memenuhi 4 Syarat Dalam AD/ART, SBY Anggap KLB Deliserdang Sebagai Upaya Kudeta
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan keterangan pers terkait musibah jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH 17 di wilayah timur Ukraina di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (18/7). Presiden menyatakan keprihatinan dan belasungkawa atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH 17 yang membawa 298 orang termasuk penumpang Warga Negara Indonesia (WNI) dan selanjutnya Indonesia menyerukan agar peristiwa tersebut dilakukan investigasi secara internasional. ANTARA FOTO/Andika Wahyu/Spt/14.

Gagal Memenuhi 4 Syarat Dalam AD/ART, SBY Anggap KLB Deliserdang Sebagai Upaya Kudeta



Berita Baru, Yogyakarta – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Jendral TNI (Purn) Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam konferensi pers di Puri Cikeas, Jumat 5 Mei 2021 malam. Menegaskan bahwa KLB yang diselenggarakan di The Hotel Hotel Kabupaten Deliserdang, Sumatra Utara Jumat lalu adalah ilegal karna semua persyaratan yang diatur dalam AD/ART gagal dipenuhi.

Menurutnya, berdasarkan AD/ART Partai Demokrat pasal 81 ayat 4 menyebutkan. KLB dapat diselenggarakan apabila, pertama, atas permintaan Majelis Tinggi Partai Demokrat; kedua, diusulkan oleh sekurang-kurangnya 2/3 DPD Partai Demokrat; ketiga diusulkan sekurang-kurangnya oleh 1/2 dari DPC Partai Demokrat; dan keempat, usulan DPD dan DPC tersebut disetujui oleh Majelis Tinggi Partai Demokrat.

“Semua syarat KLB Deliserdang ggal dipenuhi sehingga KLB tidak sah dan ilegal. Mari kita uji apakah KLB ini sah menurut hukum? Majelis Petinggi Partai yang saya pimpin terdiri dari 16 orang, tidak pernah mengusulkan pelaksanaan KLB sehingga syarat yang pertama gugur. Seangkan ususlan DPD dan DPC itu harus mendapatkan persetujuan Ketua Majelis Tinggi Partai. Saya sebagai Ketua Majelis Tinggi tidak pernah memberikan persetujuan KLB sehingga syarat keempat tidak bisa dipenuhi,” jelasnya Jumat (5/3/2021).

Sebelumnya KLB Partai Demokrat tersebut melalui proses pencalonan telah menetapkan Ketua Staf Kepresidenan (KSP) Jendral (Purn) Moeldoko sebagai Ketua Umum Terpilih Partai Demokrat. Hal itu membuat SBY geram dan menuding Moeldoko melakukan upaya kudeta melalui KLB tersebut.

Tak segan, mantan Presiden ke-6 tersebut menilai KSP Moeldoko tak mencerminkan sikap Ksatria dan berdarah dingin. Tak hanya itu SBY pun meminta maaf karena pernah menunjuk Moeldoko sebagai panglima TNI ketika dirinya menjabat sebagai presiden Republik Indonesia. ujarnya di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jumat (5/3/2021)

“Hari ini sejarah telah mengabadikan apa yang terjadi di negara ini, banyak yang tercengang, banyak yang tidak percaya KSP Moeldoko bersekongkol dengan orang dalam, benar-benar tega dan dengan darah dingin melakukan kudeta ini. Rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya. Saya memohon ampun ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesalahan saya itu,” Jumat (5/3/2021)