Melihat Potret Pergumulan Janda Muda di India Melalui Film Pagglait
Berita Baru, Yogyakarta – Apa yang terjadi ketika kamu menikah dalam perjodohan, menjadi janda di usia muda, lalu menemukan hal-hal baru yang membuat hidupmu kian sesak? Pagglait (2021) mengangkat isu tersebut dalam balutan drama komedi yang ditulis dan disutradarai oleh Umesh Bist.
Sinopsis Pagglait
Kediaman Shivendra (Ashutosh Rana) dan Usha Giri (Sheeba Chaddha) tengah diliputi duka. Astik, anak mereka baru saja meninggal dunia. Keluarga dan kerabat mereka datang dalam keadaan duka, sementara itu Sandhya (Sanya Malhotra), hanya berdiam diri di kamarnya. Istri Astik itu kini menjadi janda hanya setelah beberapa bulan menikah.
Sandhya nampak tak bersedih mendengar kabar suaminya meninggal. Hal ini tidak aneh, jika kita tahu kemudian bahwa Sandhya dan Astik terikat perjodohan. Mereka menjalani pernikahan tanpa cinta. Entah karena hal itu atau karena karakter Sandhya yang memang bandel sejak lahir, ia tampak tak serius mengikuti ritual yang dilakukan keluarga Astik.
Yap, dalam kepercayaan Hindu, roh butuh waktu untuk bebas dari tubuh. Di hari ke-13, barulah roh dipercaya bebas dan menuju ke Surga. Dalam rangka membawa roh Astik sampai ke Surga, Usha percaya ia dan keluarganya harus mempraktekkan hal-hal tertentu, misalnya menjalani pantangan makan dan minum tertentu, tidak keluar rumah, dan sebagainya.
Dalam 13 hari itu, kehidupan Sandhya mengalami jungkir-balik.
Suatu ketika, Usha meminta Sandhya untuk mengumpulkan dokumen milih Astik untuk sebuah kebutuhan administrasi. Ketika mencari dokumen yang dimaksud di bilik kerja Astik, Sandhya menemukan sebuah foto. Bagai petir di siang bolong, rupanya itu foto kekasih Astik.
Nggak hanya itu, Sandhya dihadapkan dengan kerumitan baru ketika ia mendengar Astik memiliki sejumlah uang asuransi atas nama Sandhya. Uang itu malah menjadi kemelut karena keluarga Astik mempertanyakan mengapa Astik malah memberikan uang ke istrinya, dan bukan kekuarganya? Padahal, keluarga Astik berada dalam kondisi keuangan yang kurang baik.
Bukan hanya itu, tiba-tiba seorang saudara Astik melamar Sandhya di masa berduka tersebut. Atas semua kekisruhan yang terjadi, Sandhya mengambil keputusan yang mengubah segala kondisi.
Review Pagglait
Pagglait memotret fenomena perempuan sebagai kelas kedua yang tak dihargai dan didengarkan. Film ini berhasil menyajikan beragam kompleksitas hidup perempuan. Perjodohan yang tak dikehendaki, status janda tiba-tiba, rumah tangga tanpa cinta, dan perebutan harta.
Semuanya berujung pada satu premis, bahwa pada satu titik, perempuan tak bisa diam saja dan menerima ketidakadilan. Ia tak bisa melulu mengikuti orang lain yang membuat keputusan dalam kehidupannya. Ia harus berdiri, mengambil kendali, dan mengubah hidupnya sendiri.
Meski begitu, Pagglait tak seberani itu mengeksplorasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi perempuan dalam kehidupan sehari-harinya. Wanita memang membutuhkan kebebasan seperti yang diusung dalam film ini, namun akan lebih terasa utuh jika Pagglait juga memberikan detail yang lebih jauh mengenai karakter Sandhya, tentang apa yang ia pikirkan dan ia rasakan.