Rocky Gerung: Cak Imin Pimpin dulu Remahan 20% Perlementary Treeshold
Berita Baru, Yogyakarta – Pengamat Politik Rocky Gerung menilai saat ini demokrasi indonesia mengalami ‘ketidakbhinekaan’. Istilah itu dipakai Rocky untuk menyatakan tercapainya agregat 20% perlementary treeshold oleh hanya satu partai, yaitu PDI Perjuangan.
Hal itu disampaika Rocky saat hadir menjadi pembicara dalam diskusi publik dan peluncuran buku “Mata Air Indonesia Maju: Bunga Rampai Gagasan Kepada Cak Imin” di Kafe Alembana, Yogyakarta, Minggu (26/6).
Pada kesempatan tersebut, Rocky Gerung berharap Cak Imin mampu memimpin kebhinekaan dalam perpacuan politik 2024.
“Saya senang dan berharap Cak Imin memimpin remah-remah politik 20 persen ini. Karena kenyataan yang terjadi bahwa salah satu partai, yakni PDI Perjuangan sudah punya start duluan karena 20 persen itu.
Cak Imin mestinya bisa memimpin remahan 20% ini baru memimpin agenda kebangsaan dalam agenda keadilan dan kebhinekaan,” jelas Rocky Gerung.
Rocky pun mengkritik saat ini kebhinekaan politik indonesia mundur sebab masalah remahan 20% perlementary treeshold.
“Tidak ada kebhinekaan karena kekhawatiran seseorang tidak masuk dalam putaran,” kata Rocky tegas.
“Treeshold dulu dipasang 10 persen pada 2004 agar SBY tidak lolos, bahkan setelah itu lebih. Lalu, terus berlanjut sampai sekarang. Inilah mengapa 20 persen harus dibongkar, prinsip demokrasi adalah mulai dari titik nol yang sama,” pungkas Rocky.
Politisi Cerdas
Sementara itu Hendri Satrio menilai politik indonesia butuh calon pemimpin yang tidak hanya merakyat tapi juga cerdas.
“Tidak hanya merakyat, tepi harus cerdas, gagasan untuk kemajuan indonesia jelas. Partai harus bisa melahirkan kader politik seperti itu” katanya
Hendri menegaskan politisi yang terlibat dengan buku, ide dan gagasan kemajuan menunjukkan sikap politisi era baru yang dibutuhkan publik indonesia saat ini.
Selain itu ia juga menyebut kebhinekan merupakan keniscayaan bagi Indonesia, tanpa itu bukan indonesia.
“Bhineka itu ya indonesia, para politisi calon pemimpin seperti Cak Imin bertugas memastikan kebhinekaan bisa dilangsungkan eksistensinya,” jelas Henri.
“Hal itu harus dipastikan dan dimajukan kualitasnya kalau mau melangsungkan agenda keadilan dan politik kesejahteraan. Saya rasa Cak Imin sangat terbuka dan moderat dengan wacana tersebut,” pungkas Henrdri Satrio. (*)