Tingkat Produktivitas Padi Di Kaltim Naik
Berita Baru, Yogyakarta – Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur (DPTPH Kaltim) mengumumkan kabar positif terkait produktivitas padi di wilayah ini.
Data terbaru menunjukkan peningkatan yang signifikan, dari rata-rata 3,5 ton per hektare pada tahun 2022 menjadi 3,9 ton per hektare pada tahun 2023.
Kepala DPTPH Kaltim, Siti Farisya Yana, menyampaikan bahwa kenaikan ini mencerminkan kesadaran petani Kaltim terhadap pola intensifikasi dalam pengelolaan lahan pertanian.
“Adanya kenaikan menjadi 3,9 ton gabah kering giling (GKG) per hektare ini menggambarkan bahwa petani Kaltim mulai sadar tentang pola intensifikasi dalam pengelolaan lahan pertanian,” katanya dikutip dari Antara, Senin (11/3/2024).
Peningkatan produktivitas ini diatributkan kepada perbaikan pola intensifikasi yang telah dilakukan petani. Upaya optimalisasi lahan melibatkan strategi seperti memaksimalkan pengelolaan lahan, perawatan tanaman, penanganan hama, teknik pemupukan, dan langkah-langkah lainnya.
Siti Farisya Yana juga menyebutkan bahwa pemerintah terus melakukan intensifikasi melalui berbagai langkah, termasuk penanganan krisis air dengan sistem pompa dan peningkatan saluran irigasi. Ia menekankan, “Intensifikasi dari pemerintah pun terus kami lakukan, seperti saat krisis air, ditangani melalui sistem pompa, peningkatan saluran irigasi, pompa yang tadinya tidak sampai ke sawah, kami bantu.”
Meski demikian, Yana menjelaskan bahwa penurunan produksi padi Kaltim pada tahun 2023 tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor petani. Faktor alam, khususnya dampak El Nino, menjadi penyebab utama dengan kemarau panjang dan panas tinggi, menyebabkan beberapa petani membatalkan penanaman dan ada yang gagal panen.
“Dampaknya kemudian luas panen menurun,” kata Yana. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi Kaltim pada 2023 mengalami penurunan sebanyak 5,2 persen dibanding tahun sebelumnya, mencapai 226.972,07 ton GKG.
Berita ini menyoroti pencapaian positif dalam peningkatan produktivitas padi di Kaltim dan memberikan konteks terkait tantangan yang dihadapi petani, terutama akibat perubahan iklim ekstrem.