Terungkap!! Rekaman CCTV Berdurasi 3 Jam di Stadion Kanjuruhan Hilang Saat Penembakan Gas Air Mata, Ini Alasannya
Berita Baru, Yogyakarta – Misteri hilangnya rekaman CCTV Stadion Kanjuruhan, Malang kini mulai terjawab. Hal tersebut disampaikan oleh perwakilan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Irjen Armed Wijaya.
Armed mengatakan rekaman CCTV sepanjang 3 jam 21 menit yang hilang tersebut diduga karena adanya gangguan masalah internet di dalam Stadion. Jawaban tersebut didapatkan TGIPF dari penyidik sekaligus tim Laboratorium Forensik (Labfor).
“Jadi sementara ini tentang penghapusan itu menurut keterangan sementara penyidik dan tim labfor itu akibat dari gangguan internet, seperti itu,” ujar Armed seusai mengunjungi rumah keluarga korban di Malang, pada Rabu (19/10).
Setelah mendengar penyebab alasan hilangnya rekaman CCTV tersebut, Deputi V Bidang Keamanan Kemenkopolhukam itu meminta pihak kepolisian untuk memberi jawaban secara tertulis jika memang benar ada masalah internet di Kanjuruhan saat itu.
“Kami akan minta jawaban tertulis oleh pihak kepolisian. Kalau memang betul-betul dari internet (gangguan) harus dijawab secara tertulis dan ini tindak lanjutnya dari TGIPF seperti apa? Ya nanti harus secara resmi,” tegasnya.
Sejauh ini, Armed mengakui jika TGIPF pun memiliki rekaman CCTV Stadion Kanjuruhan yang sama dengan apa yang pihak kepolisian pegang. Namun demikian, rekaman yang dimaksud memang ada beberapa durasi yang terpotong, mengingat apa yang dimiliki TGIPF didapatkan dari penyidik.
“Kita pegang CCTV lengkap sama dengan yang dimiliki penyidik. Ada beberapa durasi yang mati kurang lebih 3 jam, makanya kita pertanyakan,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan TGIPF menemukan fakta bahwa rekaman CCTV Stadion Kanjuruhan Malang di area lobi utama dan area parkir dihapus selama 3 jam 21 menit. Padahal rekaman CCTV itu disebut krusial karena berdampak pada kinerja TGIPF yang kesulitan untuk merangkai peristiwa utuh kejadian di lokasi terkait.
Dalam rekaman itu terlihat bagaimana momen kendaraan barracuda milik Brimob Polda Jawa Timur mengevakuasi Persebaya dari Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu 1 Oktober 2022.
Selain itu, Armed mengaku pihaknya mencatat adegan rekonstruksi yang digelar di Mapolda Jawa Timur, kemarin (19/10). Khususnya soal tembakan gas air mata yang mengarah ke tribun penonton. Sebab, dalam rekonstruksi kemarin, adegan itu tidak ada.
“Di CCTV itu ada gas air mata yang ditembakkan di tribun, tapi dari hasil rekonstruksi tidak ada. Nah ini akan kita kroscek kembali kebenarannya. Tapi apapun hasilnya itu tidak mengurangi dugaan pasal yang diterapkan kepada tersangka mengenai kealpaan itu,” tukasnya.