BPBD Jogja Pastikan Sistem Peringatan Dini Banjir kembali Berfungsi
Berita Baru, Yogyakarta – Pemkot Jogja melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan memastikan kembali sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) banjir berfungsi. Terutama untuk mengantisipasi puncak musim hujan pada Februari ini. Perbaikan dan koordinasi teknis dilakukan dengan pihak pemasang EWS untuk memastikan berfungsi.
Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Data Informasi Komunikasi Kebencanaan BPBD Kota Yogyakarta Aki Lukman Nor Hakim mengatakan BPBD Kota Yogyakarta akan memastikan semua EWS yang terpasang di bantaran sungai berfungsi. Terutama setelah adanya EWS dengan sistem internet di Sungai Belik yang masih dalam tahap uji coba, sempat mengalami gangguan beberapa waktu lalu.
“Ini jadi evaluasi kami. Kami akan kroscek dengan pihak pemasang (EWS). Ini baru kami pasang dua bulan ini dan masih (masa) pemeliharaan,” kata Aki ditemui usai jumpa per di Balai Kota Yogyakarta, Kamis (1/2/2024).
Dia menjelaskan EWS yang dipasang di Sungai Belik dikembangkan dengan teknologi internet. Sistem itu bisa diterapkan secara otomatis maupun manual lewat BPBD. Saat sosialisasi sebelum pemasangan EWS, Aki menuturkan masyarakat sekitar menghendaki sistem EWS itu lewat BPBD dulu. Simulasi juga sudah dilakukan saat ketinggian air 1-2 meter beberapa menit masuk Sungai Belik di kota, EWS akan dibunyikan dan kondisi alat berfungsi.
“Kami pasang CCTV, kami bisa membunyikan (EWS) itu otomatis dan manual. Kami akan ajak warga rembugan lagi dan kami tawarkan untuk sistem otomatis,” ujarnya.
BPBD Kota Yogyakarta sudah memasang EWS di 17 titik yang tersebar di beberapa sungai. Pada Sungai Code ada 8 titik Sungai Winongo 4 titik, Sungai Gajah Wong 5 titik dan terbaru Sungai Belik 1 titik. Aki menyatakan sebagian alat rusak dan sedang dalam perbaikan. Namun ada alat cadangan yang digunakan sehingga EWS di sungai -sungai itu tetap berfungsi.
“Kalau yang kami pasang di Sungai Code, Winongo, Gajah Wong itu manual dengan radio komunikasi. Tapi ini juga tergantung ada pemberitahuan ke kami dari personel KTB di lapangan terkait ketinggian air, lalu kami sampaikan peringatan lewat EWS,” tutur Aki.
Pihaknya berharap peran aktif dari Kampung Tangguh Bencana (KTB) yang sudah terbentuk terutama di wilayah bantaran sungai untuk memantau kondisi ketinggian air saat hujan. Dia menegaskan pada November lalu sudah mengadakan simulasi bencana banjir di Sungai Code, Winongo dan Gajah Wong yang melibatkan personel KTB sekitar. Namun ke depan sistem EWS yang masih manual akan dimodifikasi ada satu titik otomatis di salah satu sungai. Selama ini daerah paling rawan banjir di Kota Yogyakarta adalah bantaran Sungai Belik.
Sementara itu Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo menyampaikan berkaitan dengan hujan beberapa hari lalu membuat volume air sungai di kota meningkat signifikan. Terutama di Sungai Gajah Wong dan Winongo. Satu talud di Kricak mengalami longsor dan di wilayah Wirobrajan. Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta untuk meninjau dan menindaklanjuti.
“Saya sudah memerintahkan Plt PUPKP untuk melakukan peninjauan. Tidak ada korban jiwa. Tapi ini terus kita pantau kondisi ekstrim akibat hujan deras yang terjadi beberapa hari ini. Semoga tidak ada korban dan semua terkendali dengan baik,” tandas Singgih. (disadur dari website resmi Pemkot Jogja)