Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Tahun Baru

Awas, Jangan Asal Beli Bahan Bakar untuk Membuat Api di Malam Tahun Baru!! ini Kandungan Berbahaya yang Terdapat di Dalam Briket



Berita Baru, Yogyakarta Malam tahun baru biasa menjadi momen kumpul-kumpul dengan teman-teman dan orang-orang terdekat. Momen kumpul-kumpul itu terkadang membutuhkan bahan bakar seperti kayu untuk membuat api. Namun, kayu bakar saat ini agak sulit ditemukan, briket adalah altenatif yang mudah ditemukan.

Lalu, apa itu briket? Briket adalah bahan bakar padat yang sering digunakan sebagai pengganti kayu bakar. Namun, penggunaan briket dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia. Salah satu bahaya briket bagi kesehatan adalah emisi gas beracun yang dihasilkan saat dibakar.

Gas-gas beracun seperti karbon monoksida dan partikel-partikel berbahaya, dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Bahaya briket bagi kesehatan tentu menyebabkan gangguan pernapasan, serta penyakit pada sistem pernapasan. Selain itu, pembakaran briket juga dapat menghasilkan asap yang beracun bagi lingkungan.

Ada berbagai jenis dan bentuk briket yang biasa digunakan, seperti briket arang, briket kayu, dan briket dari limbah biomassa.

Masing-masing jenis briket memiliki karakteristik yang berbeda dan dapat menimbulkan efek yang berbeda pula bagi kesehatan. Misalnya, briket arang cenderung menghasilkan asap lebih banyak daripada briket kayu, sedangkan briket limbah biomassa dapat menghasilkan emisi yang lebih beracun.

Lantas kenapa briket berbahaya, apa saja kandungan yang terdapat di dalamnya? Berikut penjelasan singkatnya:

Bahaya Briket

Briket adalah sebuah jenis bahan bakar padat yang terbuat dari campuran serbuk kayu, arang, batubara, limbah biomassa, atau bahan-bahan organik lainnya yang dicetak menjadi bentuk tertentu, mulai dari bulat, segi empat, hingga silinder. Briket digunakan sebagai alternatif bahan bakar untuk memasak, pemanas ruangan, dan produksi energi di berbagai industri.

Meskipun briket dianggap sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan karena menggunakan limbah biomassa, namun penggunaannya dapat membawa bahaya bagi kesehatan. Pembakaran briket dapat menghasilkan asap dan gas beracun yang dapat merugikan sistem pernapasan serta menyebabkan gangguan kesehatan lainnya. Berikut ini beberapa bahaya yang bisa ditimbulkan:

Emisi Gas Beracun

Pembakaran briket menghasilkan emisi gas beracun, termasuk karbon monoksida (CO) dan sulfur dioksida (SO2). Karbon monoksida, yang tidak berwarna dan tidak berbau, dapat menyebabkan keracunan dan bahkan kematian jika terhirup dalam jumlah yang cukup. Sementara itu, sulfur dioksida dapat mengakibatkan iritasi pada saluran pernapasan dan menyebabkan masalah kesehatan pernapasan.

Partikel Udara yang Berbahaya

Proses pembakaran briket menghasilkan partikel-partikel udara yang sangat kecil, dikenal sebagai PM2.5 dan PM10 yang dapat dengan mudah terhirup ke dalam paru-paru. Partikel-partikel ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, meningkatkan risiko penyakit pernapasan, dan berkontribusi pada perkembangan masalah kesehatan jangka panjang seperti penyakit jantung dan kanker.

Toksin Organik dan Senyawa Kimia Berbahaya

Komponen organik dalam briket, terutama jika terbuat dari limbah pertanian atau kayu yang tidak terkompresi dengan baik, dapat menghasilkan senyawa kimia berbahaya saat dibakar. Beberapa di antaranya termasuk benzene dan formaldehida, yang memiliki potensi karsinogenik dan dapat merugikan kesehatan sistem pernapasan.

Dampak Kesehatan Anak-anak

Anak-anak lebih rentan terhadap dampak negatif penggunaan briket, karena sistem pernapasan mereka masih dalam tahap perkembangan. Paparan gas beracun dan partikel udara dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kognitif anak-anak dan dapat meningkatkan risiko gangguan pernapasan.

Polusi Udara dalam Ruangan

Penggunaan briket dalam ruangan yang tidak memiliki ventilasi yang memadai, dapat meningkatkan tingkat polusi udara dalam ruangan. Polusi ini dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat, menyebabkan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, serta meningkatkan risiko penyakit pernapasan.