Dorong Perekonomian Masyarakat, PtPPMA Komitmen Kembalikan Kejayaan Kakao Lembah Grime
Berita Baru, Jakarta – Direktur Perkumpulan Terbatas untuk Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat Adat (PtPPMA) Naomi Marasian mengatakan bahwa komoditas kakao yang ada di Lembah Grime sudah diminati banyak kalangan sejak masa penjajahan Belanda.
Hal itu disampaikan Naomi saat menjadi pemateri pada Festival Torang Pu Para Para Seri Market Gathering “Membangun Kolaborasi UMKM Bersama ‘ASMAT’” pada Selasa (24/8).
Naomi menceritakan, komoditas kakao di Jayapura mengalami kejayaan pada tahun 1949 hingga 1954 melalui koperasi Yawa Datum. Pada saat itu kakao sudah diekspor ke luar negeri bersama beberapa komoditas lainnya.
Menurut Naomi, Lembah Grime merupakan daerah agraris yang memiliki potensi hutan yang sangat melimpah, sehingga kejayaan komoditas kakao menjadi perhatian khusus PtPPMA.
“Kalau kita lihat perkembangan saat ini kejayaan kakao di Lembah Grime bukan hanya cerita, karena hampir masing-masing keluarga memiliki kebun kakao sekitar 1 hektar,” tutur Naomi.
Selain pengembangan kakao, menurut Naomi yang juga menjadi perhatian PtPPMA adalah pengembangan komoditas vanili dan gaharu yang sangat melimpah di Lembah Grime.
“Dengan mengembangkan potensi besar ini, kami ingin mendorong kemandirian ekonomi di daerah dengan adanya sumber daya alam yang melimpah,” katanya.
Naomi menjelaskan, Lembah Grime terdiri dari 6 distrik dan setiap distrik ada 12 kampung, sehingga di Lembah Grime terdapat sekitar 600 hektar kebun yang memproduksi kakao.
Diketahui, Festival Torang Pu Para Para merupakan salah satu dari kegiatan Program PAPeDA yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) dan didukung oleh The Asia Foundation (TAF) ini juga bertujuan untuk mempromosikan produk-produk pangan sehat lokal kepada publik, pemerintah, dan swasta secara umum serta kepada pemerintah provinsi Papua dan Papua Barat secara khusus.