El Nino Pengaruhi Keterlambatan Musim Hujan Di Asia
Berita Baru, Yogyakarta – Musim hujan di Asia tiba dengan keterlambatan yang tidak biasa akibat pengaruh El Nino. Menurut peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, angin monsun yang menjadi penanda musim hujan baru tiba pada hari ini setelah mengalami penundaan selama 5 dasarian.
“Bayangkan, awal musim hujan tertunda hingga 5 dasarian karena pengaruh El Nino. Normalnya, angin dari utara atau barat sudah eksis pada November dasarian 2 tapi Januari dasarian 1 baru eksis,” ungkap Erma Yulihastin dalam keterangannya di akun X pada Rabu (3/1/2024).
Keterlambatan musim hujan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Dampaknya dapat dirasakan terutama dalam sektor pertanian, pasokan air bersih, dan ekosistem lingkungan. Petani di perbatasan Indonesia menghadapi ancaman gagal panen akibat El Nino.
Selain itu, El Nino juga dapat memicu perubahan pola cuaca di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, El Nino biasanya menghasilkan musim dingin yang lebih basah dan lebih hangat di Pantai Barat, bahkan berpotensi memicu banjir besar. Di sisi lain, El Nino dapat menyebabkan cuaca yang lebih kering di Australia dan Indonesia.
Masyarakat di berbagai wilayah Indonesia dan Asia telah mulai mengambil langkah antisipasi untuk menghadapi musim hujan yang terlambat ini. Meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor menjadi salah satu langkah yang diambil.
Dalam menghadapi situasi ini, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan cuaca secara rutin. BMKG akan terus memantau perubahan cuaca dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat.
Situasi ini menunjukkan pentingnya pemahaman tentang perubahan iklim dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. Kesiapsiagaan dan kesadaran akan lingkungan menjadi kunci dalam menghadapi perubahan cuaca yang tidak terduga.