Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Gejayan Memanggil Gelar #LombaDibungkam

Gejayan Memanggil Gelar #LombaDibungkam sebagai Bentuk Perlawanan Terhadap Aparat



Berita Baru, Yogyakarta – Aparat pemerintah menghapus sejumlah mural yang menggambarkan tentang kondisi sosial dan pandemi.

Melihat kondisi demikian, sejumlah kelompok yang tergabung dalam Gejayan Memanggil membuat perlawanan terhadap aparat dengan menyelenggarakan lomba mural dengan tema #LombaDibungkam.

Kabarnya, puluhan mural telah ikut serta dalam perlombaan tersebut. Sedikitnya dari mereka telah dihapus oleh aparat.

Admin muralis yang meminta untuk merahasiakan identitasnya menuturkan, bahwa lomba ini diberitahukan pertama kali di akun Instagram @gejayanmemanggil pada Senin (23/08/2021) lalu dan berlangsung hingga 31 Agustus mendatang.

“Corat-coretan di tembok adalah cara-cara ketika kebebasan bersuara terbatas dan sekarang coretan itu pun dibatasi,” kata Admin Muralis saat dihubungi melalui Direct Message Instagram, dikutip dari detik.com, Rabu (25/08/2021).

Admin tersebut menjelaskan, bahwa mural-mural yang bersifat kritis seperti yang muncul akhir-akhir ini, senyatanya telah ada di masa Kolonial Belanda di Indonesia pada beberapa puluh tahun lalu.

“Di Indonesia sebaliknya, mural dianggap kriminal. Sementara baliho sampah visual dianggap representasi suara rakyat, padahal itu suara oligarki,” katanya.

Gejayan Memanggil mengutarakan kepada para peserta untuk bisa ikut serta dalam perlombaan ini hanya cukup mengunggah karyanya di akun masing-masing peserta.

Setelah itu, peserta dihimbau untuk mengonfirmasi kepada admin via Direct Message dengan kode ‘Lomba Dibungkam’.

“Sudah puluhan (yang ikut berpartisipasi). Dari Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jakarta, luar Jakarta dan (masih ada) proses. Di Yogyakarta juga ada,” ujar Admin muralis.

Admin muralis menjelaskan, bahwa karya seni yang masuk akan melalui tahap seleksi oleh tim dewan juri. Unsur yang dinilai dalam mural, yakni keberanian konten, menggambarkan semangat perlawanan, diapresiasi rakyat, dan tidak mengandung unsur SARA. Karya yang berhasil cepat dihapus oleh aparat menjadi nilai lebih bagi penilaian juri.

“Kriteria lain aparat merespons cepat untuk menghapus hasil karya mural peserta. Sebab penghapusan mural oleh aparat menjadi nilai lebih bagi penilaian juri untuk setiap karya yang akan ditetapkan sebagai pemenang,” jelasnya.

“Nah dengan adanya penghapusan mural tersebut bagi kami itu nilai penting karena mungkin muatannya sangat bermakna untuk rakyat hingga perlu disensor oleh negara,” imbuh Admin.

Sampai saat ini, Admin menerangkan bahwa aparat pemerintah banyak menghapus karya mural di berbagai tempat. Akun instagram Gejayan Memanggil mengunggah highlight storynya mengenai mural yang sudah dihapus oleh aparat, seperti di Semarang, Malang, Pemalang, dan Tangerang.

Di sisi lain, tim juri juga menilai soal lokasi mural tersebut.

“Lokasinya terserah tapi dilihat dari strategisnya. Tempat paling strategis juga mendapat nilai lebih,” jelasnya.

#LombaDibungkam ini berakhir pada tanggal 31 Agustus mendatang. Gejayan Memanggil mengatakan bahwa pihak telah menyiapkan beberapa reward bagi pemenang lomba ini, meski tidak dalam bentuk nominal uang.

“Karena kami bukan akun buzzer dan nggak punya uang jadinya kami hadiahi eksposure bagi pemenang. Ke depan bisa dijadikan desain baju atau paper art yang bisa dipesan keuntungan sebagian untuk pemenang, sebagian untuk gerakan-gerakan #rakyatbanturakyat,” pungkas Admin.