Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sri Sultan HB X belum berani menggelar PTM.

Ihwal PTM, Sultan : Saya Khawatir Banyak (Siswa) yang Positif



Berita Baru, Yogyakarta – Berdasarkan Inmendagri Nomor 39 Tahun 2021, status/level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turun ke level 3.

Meski demikian, sebagaimana diwartakan dalam kompas.com, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X belum berani untuk memulai pembelajaran tatap muka (PTM) atau secara luring.

“Belum, nanti mungkin prinsip bagi saya enggak berani memberikan izin keputusan untuk anak-anak tatap muka apalagi bersekolah kalo belum divaksin. Biarpun baru vaksin pertama,” tutur Sultan, dikutip dari kompas.com, Selasa (07/09/2021).

Menurutnya, dengan diadakannya PTM malah akan mengakibatkan pelajar (siswa) terkena Covid-19.

“Saya khawatir banyak (siswa) yang positif, saya enggak berani,” ujarnya.

Di sisi lain, Kadarmanta Baskara Aji, selaku Sekretaris Daerah (Sekda) DIY menyampaikan, bahwa pihaknya telah meminta dinas pendidikan untuk menyortir sekolah-sekolah yang sekiranya dapat melakukan uji coba penyelenggaraan PTM terlebih dahulu.

“Termasuk koordinasi dengan kabupaten dan kota, bagaimana SD dan SMP seperti apa. Pak Gubernur juga menyampaikan 80 persen harus sudah divaksin minimal dosis pertama,” ucap Aji.

Dalam hal ini, sekolah yang dimaksud hendaklah memenuhi sejumlah persyaratan yang di antaranya, yakni kapasitas maksimal pelaksanaan PTM untuk SMA/SMK sebesar 50 persen. Sedangkan kapasitas maksimal penyelenggaraan PTM untuk SLB, SDLB, SMPBL, dan SMALB sebesar 62 persen.

“Jam belajar juga dilakukan shift, karena maksimal kapasitas 50 persen. Lalu jam belajar juga tidak sama dengan saat normal, misal awalnya dua jam, lalu kalau berjalan nanti bisa ditambah tiga jam,” ujarnya.

Aji melanjutkan, bahwa pihaknya akan menutup PTM dan kembali ke sistem pembelajaran secara daring jika nantinya terjadi penularan Covid-19 dan positivity rate di atas lima persen.

“Sepanjang kita positivity rate di bawah 5 persen tidak ada penularan, bisa buka tutup sekolahnya,” pungkasnya.