Kemenlu Pantau Kondisi WNI Buntut Gempa Dahsyat Melanda Jepang
Berita Baru, Yogyakarta – Pesisir Jepang bagian Barat mengalami goncangan gempa bumi dengan magnitude 7,6, pada Senin (1/1) pukul 16.00 waktu setempat. Hingga saat ini Pemerintahan Jepang masih terus perbaharui status keamanan wilayah terdampak.
Badan Meteorologi Jepang sebelumnya sudah mengeluarkan status peringatan bahaya Tsunami besar untuk daerah Prefektur Ishikawa dan Tsunami rendah untuk wilayah pesisir Barat Honshu hingga Hokkaida. Namun saat ini, peringatan tsunami besar di wilayah Ishikawa diturunkan menjadi tsunami biasa.
“Peringatan ini berarti warga yang tinggal di wilayah pesisir masih belum diizinkan untuk kembali ke rumahnya,” kata Juru Bicara Pemerintah Jepang, Yoshimasa Hayashi, dikutip Guardian.
Megnutip AFP, dalam update terbaru polisi Selasa pagi, korban tewas akibat gempa bumi pada Hari Tahun Baru di Jepang tengah telah meningkat menjadi enam orang.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengaku masih terus memantau warga negara Indonesia (WNI). Lembaga negara itu mencatat sebanyak 1.315 WNI yang menetap di Prefektur Ishikawa, Jepang, pusat gempa.
“Kemlu saat ini sedang berkoordinasi dengan KBRI Tokyo dan KJRI Osaka untuk mengetahui dampak gempa dan tsunami. KBRI dan KJRI tengah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan simpul masyarakat Indonesia,” tulis Kemlu dalam siaran pers diterima CNBC Indonesia.
Dalam rilis yang sama diketahui gempa dirasakan pula di wilayah Prefektur Niigata, Toyama, dan Fukui, Nagano, Gifu, Tokyo, Yamagata, Fukushima, Ibaraki, Tochigi, Gunma. Lalu Saitama, Shizuoka, Aichi, Mie, Shiga, Kyoto, Osaka, Hyogo, Nara, Tottori, Iwate, Miyagi, dan Akita.
“KBRI Tokyo dan KJRI Osaka telah mengeluarkan imbauan agar masyarakat WNI tetap waspada atas gempa susulan dan tsunami dan selalu memantau informasi dan arahan otoritas setempat. Peringatan tsunami di sepanjang pesisir barat Jepang masih belum dicabut hingga malam hari ini waktu Jepang,” jelasnya.
“KBRI Tokyo dan KJRI Osaka telah mengaktifkan nomor hotline untuk situasi darurat. Yakni KBRI Tokyo:+818035068612 dan KJRI Osaka: +818031131003,” tambahnya lagi.