Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Konfercab PCNU Sleman Angkat Tema ‘Regenerasi Menuju Kemandirin Ekonomi, Tradisi, dan Politik’

Konfercab PCNU Sleman Angkat Tema ‘Regenerasi Menuju Kemandirin Ekonomi, Tradisi, dan Politik’



Berita Baru, Sleman – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sleman menggelar agenda pra Konfercab, Rabu (24/3). Acara ini adalah pra acara menyambut Konferensi Cabang (Konfercab) PCNU Sleman yang akan terselenggara pada 28 Maret mendatang.

Melalui siaran pers yang tim BeritaBaru.co terima, Ketua Panitia Konfercab Abdul Muiz menyampaikan, Konfercab PCNU Sleman akan mengangkat tema “Regenerasi Menuju Kemandirin Ekonomi, Tradisi, dan Politik”.

Muiz juga mangatakan, melaui tema tersebut, NU Sleman berharap kedepannya mendapat pemimpin yang amanah, serta punya jiwa kemandirian yang kuat.

“Sehingga mampu membawa NU Sleman terus berbenah dan melakukan perbaikan dalam berbagai aspek, khususnya dalam aspek kemandirian ekonomi umat, tradisi, dan politik,” terang Muiz.

Pengusaha muda NU tersebut menjelaskan, Konfercab merupakan bentuk implementasi dari regenerasi di dalam organisasi. Di mana menurutnya, salah satu indikator sehat dan berhasilnya suatu organisasi adalah regenerasi dan tumbuhnya kader-kader yang lebih baik.

“Regeneration juga dapat berarti kelahiran kembali, pembaharuan jiwa. Maka dalam proses regenerasi mensyaratkan yang namanya perubahan, tentu perubahan dari yang baik menjadi lebih baik lagi, serta meninggalkan yang kurang baik untuk diambil pelajarannya supaya organisasi tetap hidup, dinamis dan tetap eksis,” ungkapnya.

Selain menentukan calon pimpinan organisasi serta merencanakan berbagai upaya untuk mewujudkan segenap cita-cita bersama. Muiz melanjutkan, Konfercab merupakan Forum musyawarah tertinggi dari PCNU Sleman dalam menentukan langkah dan tujuan PCNU Sleman kedepan.

Ketua LPNU tersebut juga berharap setelah penyelenggaraan Konfercab rampung, roda organisasi kembali berputar, PCNU Sleman dapat menuju kemandirian ekonomi, tradisi dan politik. Sebab menurutnya, Nu berdiri dengan tiga pilar utama, yakni Nahdlatul Wathon, Taswirul Afkar, serta Nahdlatut Tujjar.

“Tiga pilar utama tersebut adalah Nahdlatul Wathon (kebangkitan bangsa), sebagai semangat nasionalisme dan politik; Taswirul Afkar (kebangkitan pemikiran), sebagai semangat pemikiran keilmuan dan keagamaan; serta Nahdlatut Tujjar (kebangkitan ekonomi) sebagai semangat pemberdayaan ekonomi,” ujarnya.

Menurutnya, sebagai sebuah organisasi yang besar, sudah seharusnya NU menjadi penentu, bukan ditentukan dengan berbagai intervensi, baik dari dalam maupun dari luar. Sudah semestinya NU menjadi faktor bukan pengekor. Apalagi hanya sebagai pelengkap saja.

Muiz menutup dengan mengutip penggalan dawuh dari KH. Sahal Mahfudz “NU jangan sampai kehilangan jati diri yaitu organisasi sosial kemasyarakatan, dan sosial keagamaan,”tutupnya.