Lewat Fadli Zon, DPR RI Dan Pemerintah Indonesia Kutuk Israel Dampak Dari Serangan Teroris Di Iran
Berita Baru, Yogyakarta– Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon menyatakan Parlemen Indonesia mengutuk keras terjadinya tindakan terrorist attack yang diduga kuat didalangi oleh Israel di Republik Islam Iran yang telah menewaskan lebih dari 100 orang masyarakat sipil yang menjadi korban.
“Dubes Iran, Mohammad Boroujerdi menyampaikan bahwa ada satu kejadian juga yang terjadi kemarin di Iran, satu tindakan terrorist attack yang dilakukan oleh Israel yang telah menewaskan lebih dari 100 orang di Iran. Mereka berharap ada dukungan dari Parlemen Indonesia untuk mengutuk aktivitas tersebut karena yang menjadi korban adalah masyarakat sipil,” ujar Fadli di Ruang Delegasi DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (4/1/2024).
Terkait hal itu, Politisi Fraksi Partai Gerindra ini menyerukan dunia internasional harus segera menghentikan kekejaman Israel. Salah satunya, usul Fadli yang juga Anggota Komisi I DPR RI ini, yaitu mengajak negara-negara internasional lainnya untuk terus berupaya terlibat aktif dalam mempengaruhi Amerika Serikat.
“Karena yang bisa menghentikan apa yang dilakukan oleh Israel sekarang ini hanya Amerika Serikat dan juga negara-negara barat. Ini menunjukkan reputasi mereka, kalau mereka membiarkan ini, artinya mereka berpartisipasi di dalam proses genosida yang telah dan sedang terjadi,” tandas Fadli.
Oleh sebab itu, Fadli mengharapkan lebih banyak negara yang berani untuk mengambil sikap terhadap kejahatan Israel ini, termasuk mengajukan kejahatan tersebut ke (International Court Of Justice/ICJ) atau Mahkamah Internasional.
“Itu satu langkah yang saya kira tepat. Kemudian, juga mempengaruhi Amerika Serikat. Karena dari situlah saya kira keberanian Israel bisa muncul seolah-olah mendapatkan semacam blessing untuk melakukan segala macam kekejaman yang sedang dan telah Israel lakukan,” pungkas Fadli.
Sebagaimana diketahui, sebanyak 103 orang tewas akibat dua ledakan yang terjadi di kompleks pemakaman Jenderal Garda Revolusi Islam Iran Qassem Soleimani pada Rabu (3/1/2024). Beberapa pejabat Iran menuduh Israel bertanggung jawab atas serangan tersebut karena ledakan itu bukan bom bunuh diri.