Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Memasuki Awal Ramadhan, Harga Bahan Pokok di Bantul Mengalami Lonjakan
foto: ilustrasi daging ayam broiler

Memasuki Awal Ramadhan, Harga Bahan Pokok di Bantul Mengalami Lonjakan



Berita Baru, Yogyakarta – Memasuki bulan suci Ramadhan, harga kebutuhan pokok di Kabupaten Bantul mulai mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Menurut Kepala Seksi Distribusi dan Harga Barang Kebutuhan Pokok, Dinas Perdangan Kabupaten Bantul, Zuhriyatun Nur Handayani. Meskipun perbandingan harga bahan pokok antara pekan kelima Maret dan peka pertama April relatif stabil. Namun ada beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan.

Diketahui setelah memasuki bulan Ramadhan, kebutuhan pokok yang mengalami lonjakan harga secara signifikan ialah daging dan telur.

“Untuk yang mengalami kenaikan yang cukup itu daging ayam boiler. Daging ayam boiler itu rata-rata sekarang Rp38.000 per kilogram dari sebelumnya Rp33.000 per kilogram. Survei dilakukan di lima pasar, Pasar Bantul, Pasar Niten, Pasar Imogiri, Pasar Piyungan dan Pasar Pijenan,” terangnya, Selasa (13/4).

Sementara untuk harga telur yang semula berada di harga Rp20.000 naik menjadi Rp23.000 sampai Rp24.000 rata-rata dipasaran. “Lumayan naik. Tapi ini kalau dari hasil analisis kami karena ada bantuan PKH yang turun tanggal 10 April. Ada bansos yang turun, jadi trennya kalau PKH cair harga-harga cenderung naik,” tambahnya.

Lonjakan harga kebutuhan pokok tersebut diprediksi akan segera normal setelah memasuki pertengahan Ramadhan.

Sedangkan menurut Kepala Dinas Pertanian Pangan, Kelautan, dan Perikanan, Yus Warseno adanya kenaikan harga tersebut merupakan kabar baik bagi para petani dan peternak. Pasalnya, menurut Yus bahan-bahan pokok yang mengalami lonjakan harga merupakan hasil produksi dari pertanian dan peternakan yang selama ini kerap terpuruk.

“Sangat baik, intinya kan selama ini jatuh bangun, selama panen raya harga jatuh. Sekarang panen raya ribuan ton habis karena mungkin daerah lain membutuhkan. Artinya ketahanan pangan bantul secara signifikan terpenuhi, sisa lebihnya dipakai daerah lain,” tuturnya.