Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Perpanjang PPKM Mikro, DIY akan Coba Buka Pembelajaran Tatap Muka
Kadarmanta Baskara Aji, Sekretaris Daerah DIY (doc: jogjaprov.go.id)

Perpanjang PPKM Mikro, DIY akan Coba Buka Pembelajaran Tatap Muka



Berita Baru, Yogyakarta – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mewacanakan akan kembali memperpanjang PPKM Mikro di wilayahnya. Wacana ini muncul dari Sekretaris Daerah DIY, Baskara Aji. Kebijakan ini menyesuaikan arahan dari pemerintah pusat pada Kamis, 18 Maret 2021.

PPKM Mikro di DIY dipandang cukup efektif untuk menekan penularan Covid-19. Sehingga pemda akan kembali menerapkan PPKM Mikro. Lebih lanjut, dalam PPKM Mikro kali ini pemda DIY memiliki dua terobosan baru. Terobosan ini seperti, membuka pembelajaran tatap muka dan pertunjukan seni.

“Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan secara terbatas hanya untuk mahasiswa. Serta untuk pertunjukkan seni budaya, dapat terlaksana dengan protokol kesehatan dengan maksimal penonton sebanyak 25% dari kapasitas,” ujar Sekda DIY tersebut.

Untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka, pemerintah DIY akan membuat peraturan teknis pelaksanaannya. Pengaturan seperti pembatasan waktu dan jumlah maksimal dalam satu kali pembelajaran.

“Kita akan kaji dalam waktu dekat ini. Terbatasnya akan seperti apa, cukup dua jam, separuh siswanya dulu, atau hanya sekolah yang gurunya sudah mendapat vaksin,” lanjut Aji seperti dalam laman jogjaprov.go.id.

Setelah seluruh teknis pelaksanaan telah final. Selanjutnya akan berkoordinasi dengan Gubernur DIY. Gubernur DIY nantinya akan mengambil kebijakan terkait pembelajaran secara tatap muka ini.

“Teman-teman dari dinas pendidikan sedang mengkaji itu dan nanti akan dilaporkan ke Bapak Gubernur untuk selanjutnya diambil kebijakan,” tutup Aji saat bertemu wartawan di kepatihan.

Sebelumnya, pembelajaran secara daring di DIY telah terjadi selama 2 semester terakhir. Dengan pembelajaran daring ini muncul berbagai macam polemik. Polemik-polemik itu seperti tidak meratanya siswa ataupun mahasiswa yang dapat mengakses pembelajaran daring itu. Selain itu, banyak siswa dan orangtua siswa menilai pembelajaran daring kurang efektif dalam pelaksanaannya.