Kecam Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, MUI Sebut tidak Ada Kaitan dengan Agama Manapun
Berita Baru, Nasional – Peristiwa ledakan bom bunuh diri di mulut gerbang Gerja Katedral Makassar Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3) pagi tadi mendapat banyak kecaman dari berbagai kalangan.
Baik dari kalangan agamawan, pejabat publik, hingga Presiden sepakat dan satu suara bahwa peristiwa tersebut merupakan kejahatan kemanusiaan, tidak ada hubungannya dengan agama manapun. Dalam agama manapun tidak megajarkan kebencian dan kekerasan hingga melahiran tindakan terorisme.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga tidak luput dalam mengecam peristiwa tersebut. Menurut Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas MUI tidak akan mentolerir tindakan terorisme yang mengancam banyak nyawa dan tidak menusiawi tersebut.
“MUI mengutuk dengan keras tindakan pelaku peledakan bom di Makassar pagi ini yang telah membuat ketakutan di tengah-tengah masyarakat, dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Tindakan ini jelas-jelas tidak bisa ditolerir karena jelas-jelas sangat tidak manusiawi, dan sangat-sangat bertentangan dengan nilai-nilai dari ajaran agama manapun yang diakui di negeri ini,” tegas Anwar, dikutip dari cnnindonesia, Minggu (28/3).
Sementara itu, Presiden Joko Widodo memerintahkan Kepala Polisi RI (Kapolri) untuk membongkar jaringan dari pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral tersebut. Jokowi menegaskan bahwa aparat penegak hukum tidak akan membiarkan dan tinggal diam dengan adanya peristiwa tersebut. Akan menangani Peristiwa tersebut sampai tuntas ke akarnya.
“Terkait dengan kejadian aksi terorisme di pintu masuk Gereja Katedral Makassar hari ini, saya mengutuk keras aksi terorisme tersebut dan saya sudah perintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya. Seluruh aparat negara tak akan membiarkan tindakan semacam ini,” ujar Jokowi dalam keterangan resmi pada Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (28/3).
Diketahui informasi perkembangan terakhir korban yang semula berjumlah 14 menjadi 20 orang. Kapolda Sulawesi Selatan Inspektur Jenderal Merdisyam menyampaikan, dari informasi yang terhimpun para korban mengalami luka berat, sedang, dan luka ringan.
“Sampai saat ini jumlahnya di RS Bhayangkara tujuh orang, RS Siloam empat orang. Dari total dengan data luka ringan sudah pulang, sebanyak 20 orang. Ini perkembangan terakhir. Ada yang luka berat, luka ringan, dan sedang. Luka ringan sudah diberikan pengobatan, ada rawat jalan, bisa pulang. Kalau masih dianggap luka berat, seperti luka bakar, kami rawat intensif di RS Bhayangkara,” jelas Mardisyam.