Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Buntut Kebakaran Kilang Pertamina, Greenpeace Desak Pemerintah
Courtesy; Greenpeace ID

Buntut Kebakaran Kilang Pertamina, Greenpeace Desak Pemerintah



Berita Baru, Yogyakarta – Organisasi kampanye lingkungan international Greenpeace turut bersuara terkait terbakarnya kilang minyak pertamina di Balongan, Indramayu, Jawa Barat pada (28/03/2021) dinihari. Pernyataan dari organisasi lingkungan ini tersiar dari laman instagramnya pada 29 Maret 2021 malam.

Greenpeace menyoroti dampak lingkungan yang diakibatkan dari peristiwa ini. Menurut press release yang di dapat oleh redaksi Beritabaru.co, greenpeace menyoroti minimnya langkah-langkah mitigasi yang seharusnya dilakukan oleh pertamina.

“Berkaca pada kerugian di berbagai kejadian sebelumnya, tentunya kita tidak ingin deretan bencana yang timbul oleh sektor industri ekstraktif (minyak bumi dan batu bara) ini terus berlanjut,” tulis greenpeace.

Lebih lanjut, Greenpeace juga menyoroti gaya hidup belakangan ini. Gaya hidup yang sangat bergantung pada energi-energi ekstraktif atau sumber daya tak terbarukan sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup ummat manusia. Oleh sebab itu, greenpeace mengajak masyarakat untuk memikirkan beralih pada energi-energi terbarukan.

“Ketergantungan kita pada energi-energi ekstraktif harus segera dipangkas. Bauran energi nasional harus segera memberikan porsi terbesar bagi energi terbarukan seperti surya dan bayu,” lanjutnya.

Selain itu, Greenpeace juga mendesak pemerintah. Desakan ini ditujukan kepada Kementerian LHK. Desakan yang dilakukan oleh Greenpeace adalah agar kementerian LHK mengajukan tuntutan pidana terhadap pertamina yang dianggap sebagai pelaku bencana lingkungan ini.

“Greenpeace mendesak Kementerian LHK mengajukan tuntutan pidana tehadap Pertamina sebagai pelaku berulangnya bencana lingkungan. Ini bukan pertama kalinya, dan ini tidak akan menjadi yang terakhir kecuali tindakan tegas diambil. Waktu untuk terus menerus menguntungkan koorporasi telah berakhir, ini saatnya Pemerintah meletakkan kepentingan rakyat sebagai prioritas,” tulisnya.

Greenpeace juga mendesak pemerintah untuk menetapkan peraturan yang lebih ketat untuk industri perminyakan agar lebih aman dan lebih bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka lakukan.

Berdasar pemantauan terakhir hingga Senin (29/03/2021), api yang berkobar pada kilang minyak pertamina di Indramayu masih terus berkobar. Hal ini disebabkan karena salah satu tangki yang meledak masih terisi penuh dengan minyak.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu memprediksi api baru dapat padam dalam tiga hari pasca ledakan.

“Hanya untuk memadamkan saja tiga hari untuk benar-benar padam,” ujar Plt Sekretaris BPBD Kabupaten Indramayu, Caya pada (29/03/2021).