Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Efektif Kurangi Sampah Organik dengan Budidaya Maggot
Ilustrasi Black Soldier Fly

Efektif Kurangi Sampah Organik dengan Budidaya Maggot



Beritabaru, Gunungkidul – Pemanfaatan mikroorganisme Maggot sebagai hewan pengurai, dinilai sangat efektif dalam menanggulangi persoalan sampah organik. Selain itu, Maggot juga memiliki kelebihan tersendiri, mulai dari pakan ternak hingga pemanfaatan nilai ekonomis.

Pemerintah Kalurahan Nglanggeran melalui Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) berhasil mengurangi penumpukan sampah organik. Dari kegiatan BUMKal tersebut hasilnya bisa mencapai jutaan rupiah. Bahkan budidaya Maggot dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar.

“Dari total 10 kapasitas bak penampungan (biopond) setiap bulannya bisa menghasilkan 200 Kg Maggot siap jual. Harga perkilonya Rp. 6 ribu. Kemudian, sampah organik dari masyarakat bisa 90 persen berkurang,” kata Pengurus BUMKal, Wanti pada Rabu (31/04/21) melansir Sorot Gunungkidul.

Wanti menjelaskan, budidaya Maggot sudah mulai sejak lima bulan yang lalu, sebelumnya kita membuat kerajinan dari botol-botol bekas tetapi kurang efektif. Oleh sebab itu kemudian muncul ide untuk budidaya Maggot dan hal tersebut sangatlah efektif.

Berdasarkan data bulanan dari Tempat Pengelolaan Sampah (TPS 3R) milik Kelompok Swadaya Masyarakat Barokah di Padukuhan Gunung Butak, Kalurahan Nglanggeran, Kapanewon Patuk. Rata-rata sampah yang dari 137 kepala keluarga mencapai 5 ton sampah, baik organik maupun non organik.

Dengan adanya pengelolaan sampah sebelum sampai ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA), dari total 5 ton sampah hanya 1,5 ton saja yang sampai ke TPSA. Artinya, dengan adanya pengelolaan sampah terpadu dengan memanfaatkan Maggot mampu mengurangi kurang lebih 70% sampah yang dihasilkan dari rumah tangga.