Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ulah Untuk Dapat Viral, Ini Alasannya Kenapa Netizen Buat Konten Tersebut

Ulah Untuk Dapat Viral, Ini Alasannya Kenapa Netizen Buat Konten Tersebut



Beritabaru.co – Demi dapat viral, simak berikut ini alasan kenapa Netizen bisa lakukan hal tersebut.

Kasus viral video Tiktok unggahan akun @Moditabok terkait curhatannya memasang kateter pada pasien pria viral.

Pihak manajemen RSUD Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, tempat mahasiswi tersebut praktik, akhirnya memanggil yang bersangkutan dan pihak universitas tempatnya kuliah untuk dimintai klarifikasi.

“Hari ini kita proses ya, baru mengumpulkan informasi dari pihak yang bersangkutan maupun dari pihak kampus,” kata Kasubag Umum RSUD Wonosari, Sunyoto, Kamis (2/6) .

Sunyoto  mengaku pihaknya belum bisa memberikan informasi lebih lanjut karena masih dalam proses pengumpulan informasi.

“Hari ini manajemen mengundang dari pihak kampus dan nanti hasilnya apa, nanti kita akan sampaikan,” terangnya.

Alasan Secara Psikologis
Menurut praktisi psikologi di Kota Solo, Hening Widyastuti, upaya untuk viral di intenet didorong perasaan puas ketika sudah terkenal dan dilihat pengguna media sosial lain.

Karena alasan tersebut, secara normalnya yang akhirnya tidak memikirkan dampak jangka panjang perbuatannya.

Meski harus menghalalkan segala cara, termasuk menyalahi etika maupun norma.

“Secara psikologis, kaitannya sama kebutuhan dasar manusia. Dia cari jalan pintas, tapi enggak memikirkan dampaknya,” papar Hening, dikutip dari Kompas.com.

“Secara proses di internalnya terdorong kuat untuk dia (berpikir) ‘aku harus terkenal.’ Mungkin dia di lingkungan teman-temannya bisa jadi sebetulnya bukan orang yang populer, bukan orang yang famous, bisa jadi seperti itu,” sambung dia.

Upaya untuk mencari perhatian umumnya disebabkan oleh rasa percaya diri yang rendah.

Buat banyak orang, rendahnya rasa self-esteem mungkin berujung pada depresi.

Meski begitu, tak sedikit pula yang akhirnya mencari perhatian, termasuk lewat internet.

Secara psikologis, perilaku ini pun bisa diasosiasikan dengan kondisi gangguan mental.

Misalnya histrionic personality isorder yang dikarakterisasikan dengan upaya ekstrem untuk mencari perhatian.

Pengindapnya selalu ingin jadi pusat perhatian dan butuh validasi secara konstan.

Selain itu, ada pula borderline personality disorder yang dikarakterisasikan dengan kebutuhan terhadap perhatian dan juga validasi.

Kondisi ini bikin pengidapnya selalu takut ditinggalkan dan bisa berujung pada perilaku melukai diri dan pikiran untuk mengakhiri nyawa sendiri.

Ada pula beberapa kondisi mental lain yang bisa diasosiasikan dengan upaya pencarian perhatian.

Misalnya gangguan bipolar, ADHD, narcissistic personality disorder, oppositional defiant disorder dan intermittent explosive disorder.

Seringkali, mereka yang mencari perhatian secara berlebihan sebenarnya cuma butuh dukungan supaya mereka bisa merasa lebih baik dan mengurangi attention-seeking behaviors yang mungkin mereka lakukan.

Dalam skala yang lebih tinggi, mereka mungkin butuh bantuan seperti psikoterapi, meditasi hingga perubahan gaya hidup.***