Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Lihat Faktanya, Indonesia Kembali menjadi Negara Berpolusi

Lihat Faktanya, Indonesia Kembali menjadi Negara Berpolusi



Beritabaru.co – Indonesia Kembali menjadi negara berpolusi dalam tingkat kualitas Udaranya.

Berdasarkan pantauan Beritabaru.co melalui IQ Air, Indonesia berada diperingkat ke-17 dari 117 negara berpolusi di dunia.

Artinya Indonesia merupakan negara nomor satu yang menjadi berpolusi di kawasan Asia Tenggara.

Penilaian ini berdasarkan poin tingkat PM 2,5 atau sekitar 82 ug/m³ yang menjadi polutan udara berukuran sangat kecil.

Polusi udara sendiri merupakan kontaminasi lingkungan, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, yang diakibatkan oleh partikel kimia, fisik, atau biologi yang mengubah karakteristik alami atmosfer.

Saat ini polusi udara merupakan ancaman yang besar bagi kondisi iklim dan juga kesehatan masyarakat seperti peningkatan risiko penyakit stroke, jantung, kanker paru-paru, dan gangguan pernapasan kronis.

Polusi udara juga berisiko mengakibatkan kecacatan fisik pada masyarakat yang terpapar dalam jangka waktu yang panjang.

Organisasi Kesehatan Dunia WHO memperkirakan, sebanyak tujuh juta orang meninggal dunia setiap tahun karena penyakit yang disebabkan oleh polusi udara.

Beberapa Penyebab Polusi Udara


Dilansir dari situs WHO, mayoritas polusi udara bersumber dari aktivitas manusia seperti pembakaran aktivitas rumah tangga, limbah asap pada fasilitas industri, kebakaran hutan, dan asap kendaraan bermotor.

Aktivitas rumah tangga yang menyebabkan polusi udara saat ini sangat beragam seperti pembakaran sampah sembarangan dan aktivitas memasak menggunakan kompor berbahan bakar batu bara, minyak tanah, kotoran hewan, dan limbah tanaman.

Menurut WHO ada sekitar 2,6 miliar orang yang terpapar polusi udara akibat aktivitas tersebut.

Penggunaan cat dinding dan produk rumah tangga lainnya juga berpotensi menyebabkan polusi udara. Produk cat dinding mengandung volatile organic compounds (VOC) yang dapat membahayakan kesehatan, terutama pada anak-anak dan orang yang menderita asma atau alergi.

Sementara itu, limbah asap dari pembakaran hasil aktivitas industri menimbulkan polusi udara di luar ruang yang akan membahayakan kesehatan.

Asap dari aktivitas industri yang keluar dari pabrik mengandung polutan seperti nitrogen oksida, sulfur dioksida, dan hidrokarbon.

Ketika polutan tersebut menguap ke udara dan bercampur dengan uap air, maka akan berubah menjadi asam dan kemudian jatuh kembali ke bumi sebagai hujan asam.

Endapan kering yang terbentuk dari hujan asam dapat berdampak buruk terhadap kesehatan manusia seperti masalah pernapasan, sakit kepala, iritasi hidung dan mata.

Sementara asap kebakaran hutan yang terhirup dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan serius pada sistem pernapasan seperti asma, bronkitis, pneumonia, serta penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Campuran gas, zat kimia, partikel debu, dan bahan-bahan lain pada asap kebakaran hutan dapat menurunkan kualitas udara di wilayah sekitar bencana.

Sulfur dioksida yang menguap dan bercampur dengan air akan membentuk asam sulfat sebagai komponen utama hujan asam. Sebagaimana diketahui, hujan asam juga berdampak buruk terhadap kesehatan.

Senyawa lain yang terkandung dalam asap kendaraan juga seperti benzena, arsenik, dan formaldehyde yang memiliki sifat karsinogenik sehingga meningkatkan risiko kanker.

Selain itu, beberapa penelitian menyebutkan asap kendaraan bermotor memiliki kaitan dengan penyakit otak dan saraf seperti stroke dan demensia.

Hingga tahun 2021, data WHO menunjukan belum ada satu negara pun yang berhasil memenuhi standar kualitas udara WHO. Hampir seluruh populasi global menghirup udara yang melebihi standar aman WHO akibat penyebab yang sudah dipaparkan.

Penting untuk masyarakat mendapatkan informasi penyebab utama polusi udara sehingga semua dapat berperan dan berkontribusi untuk menanggulanginya.***