Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Retno

Menlu Retno Marsudi WO di Sidang PBB Mendengar Pidato Israel Mengaku Jadi Korban



Berita Baru, Yogyakarta – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Masudi bersama perwakilan dari bebagai Negara Arab bagi PBB, memilih Walk Out (WO) di pertemuan tingkat menteri Dewan Keamanan (DK) PBB saat pembahasan Palestina, pada Selasa Malam waktu AS.

Hal itu terjadi saat Duta Besar Israel, Gilad Erdan memulai pidatonya. Dalam beberapa video yang beredar menunjukkan Retno berjalan meninggalkan ruang sidang bersama beberapa orang lainnya.

Lantas, apa isi pidato Dubes Israel yang membuat Retno WO?

Erdan kala itu kembali menyebut Israel sebagai korban, padahal jumlah korban dari warga sipil hingga saat ini telah mencapai 25.700 lebih.

“tindakan dunia sedang berusaha untuk mengatasi masalah yang parah dengan Israel, sebagai sesuatu tindakan yang tidak memadai,” ceracaw Dubes Israel, Gilad Erdan.

Ia juga menolak gencatan senjata. Menurutnya Hamas akan tetap berkuasa. Menuutnya, peperangan tersebut bukanlah pilihan Negara Israel. Namun, Erdan mengaku pihaknya akan tetap mempertahankan masa depan bangsanya.

“Ini bukanlah perang yang dipilih Israel. Tapi kami akan mempertahankan masa depan kami sama seperti Anda masing-masing membela masa depan negara Anda,” dimuat media Arab, Al-Mayadeen, dikutip Kamis (25/1).

Ia juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk kembali menegaskan narasi Israel atas dugaan ancaman Iran. Dikatakannya ada limpahan konflik yang tiba-tiba muncul karena satu negara.

“Limpahan konflik tidak terjadi secara ajaib. Itu sudah direncanakan dan diinstruksikan,” klaimnya lebih lanjut.

Erdan pun menuduh bahwa intersepsi AS baru-baru ini terhadap sebuah kapal dalam perjalanan ke Yaman merupakan sebuah bukti kuat, siapa yang mendalangi penyebaran ini. Menurutnya, Iran selalu berdiri di bawah bayang-bayang dan mengambil tindakan.

“Setiap negara di kawasan ini telah terkena dampak teror Iran. Mereka tidak akan berhenti untuk memperluas hegemoni Syiah,” kata Israel menggeser pembahasan Palestina ke Iran.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menganggap penolakan Israel yang jelas dan berulang kali terhadap solusi dua negara tidak dapat diterima. Perlu diketahui ini jugalah yang membuat konflik terus terjadi di wilayah itu, sejak 1948.

Ia menyatakan kekhawatirannya bahwa sikap seperti itu dapat memperpanjang perang. Karenanya tindakan Israel tak bisa diterima.

“Penolakan yang jelas dan berulang-ulang pada minggu lalu terhadap solusi dua negara di tingkat tertinggi pemerintahan Israel tidak dapat diterima,” tegas Guterres.

“Penolakan ini, dan penolakan terhadap hak kenegaraan rakyat Palestina, akan memperpanjang konflik yang telah menjadi ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan global tanpa batas waktu,” katanya.